Disusun Oleh :
Dita Pustri Anggelina (53030210009)
Tes merupakan instrumen evaluasi yang
paling umum dipakai dalam dunia pendidikan sebagai alat ukur untuk domain
kognitif. Tes memiliki jenis yang beragam sesuai dengan fungsinya, seperti tes
prestasi belajar (achievement test), tes penguasaan (proficiency test), tes
bakat (aptitude test), tes diagnostik (diagnostic test). dan tes penempatan
(placement test). Jika dilihat dari bentuk jawaban peserta didik, maka tes
dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes
perbuatan. Tes tertulis ada dua bentuk, yaitu bentuk uraian (essay) dan bentuk
objektif (objective).
A. Tes Tertulis Subjektif (Essay)
Tes subjektif pada umumnya berentuk
essay (uraian). Tes bentuk essay adalah sejenis tes kemajuan belajar yang
memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian katakata.[1] Tes
bentuk uraian merupakan tes yang menuntut penerima tes mengeluarkan jawaban-
jawaban berbentuk uraian, baik secara bebas maupun secara terbatas. Tes bentuk
uraian secara bebas artinya jawaban uraian peserta didik yang menuntut
kemampuan peserta didik dalam menyusun, mengorganisasikan dan merumuskan
jawaban menggunakan kata-kata sendiri serta mampu mengukur kecakapan peserta
didik untuk berfikir tingkat tinggi.
Sementara tes uraian terbatas tepat
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menjelaskan hubungan sebab
akibat, menerapkan suatu prinsip atau teori, memberikan alasan yang relevan,
merumuskan hipotesis, membuat kesimpulan yang tepat, menjelaskan suatu
prosedur, dan sebagainya.[2]
Berikut adalah contoh masing-masing pertanyaan tes uraian terbatas
(restricted respons items) dan uraian bebas (extended respons items): 1. Tes uraian dalam bentuk bebas atau
terbuka.
Contoh:Coba jelaskan fungsi dan tujuan belajar Matematika
dalam kehidupan dan berikan contohnya.
2. Tes uraian dalam bentuk uraian
terbatas.
Contoh: Andi memiliki 18 kelereng merah dan 22 kelereng
putih lalu dimasukkan kedalam kotak. Tiap kotak berisi kelereng merah yang sama
banyak dan kelereng putih yang sama banyak pula. Berapa banyak kotak yang
diperlukan?. Berapa kelereng merah dan kelereng putih dalam setiap kotak?
Sebagaimana jenis tes lainnya, tes uraian juga memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tes uraian diantaranya adalah:
a. Bagi guru, menyusun tes tersebut sangat mudah dan tidak
memerlukan waktu yang lama.
b. Si penjawab mempunyai kebebasan dalam menjawab dan mengeluarkan
isi hati dan buah pikirannya.
c. Melatih mengeluarkan pikiran dalam bentuk kalimat atau bahasa
yang teratur.
d. Lebih ekonomis, hemat karena tidak memerlukan kertas terlalu
banyak untuk membuat soal tes, dapat didektekan atau ditulis dipapan tulis.
Sedangkan kelemahan tes uraian yakni:
a. Tidak atau kurang dapat digunakan untuk mengetes pelajaran yang
luas atau banyak sehingga kurang dapat menilai isi pengetahuan siswa yang
sebenarnya.
b. Kemungkinan jawaban dan keterangan sifatnya menyulitkan
penjelasan pengetesan dalam mensekornya.
c. Baik buruknya tulisan dan panjang pendeknya jawaban yang sama
mudah menimbulkan evaluasi dan perskoran (scorting) yang kurang objektif.
B. Tes Tertulis Objektif
Tes Objektif adalah tes yang dibuat
dengan sedemikian rupa sehingga hasil tes itu dapat dinilai secara objektif,
yaitu dapat dinilai oleh siapapun akan dapat menghasilkan skor yang sama.[3] Tes
objektif juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (short answer test),
dan salah satu tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items)
yang dapat dijawab oleh tester dengan jalan memilih salah satu (atau lebih), di
antara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing masing
items atau dengan jalan menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau
simbol-simbol tertentu pada tempat-tempat yang disediakan untuk masing-masing
butir yang bersangkutan.
1. Tes Benar-Salah (True False Test)
Tes tipe benar salah (true false test)
adalah tes yang butir soalnya terdiri dari pernyataan yang disertai dengan
alternatif jawaban yaitu jawaban atau pernyataan yang benar dan yang salah.
Orang yang ditanya bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan itu dengan
melingkari huruf “B” jika pernyataan itu betul menurut pendapatnya dan
melingkari huruf “S” jika pernyataan tersebut menurut pendapatnya salah.
Contoh: B – S Kabupaten pekalongan terletak di provinsi
JawaTengah.
Tes bentuk obyektif banyak memberi peluang testee untuk
bermain spekulasi.
2. Tes Pilihan Ganda (Multiple ChoiceTest)
Tes pilihan ganda adalah tes dimana
setiap butir soalnya memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari satu.Tes ini
terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang
belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan.4 Setiap tes pilihan ganda
terdiri dari dua bagian, yaitu: (1) Pernyataan atau disebut juga stem, dan (2)
alternatif pilihan jawaban atau disebut pula options.
Contoh : pokok soal: Di jawa tengah terdapat beberapa buah
candi. Salah satu candi tersebut mempunyai ciri fisik yang berbeda dari candi
lainnya lain, karena candi ini termasuk salah satu keajaiban dunia. Candi
manakah yang dimaksud?
Pilihan jawaban:
a. Candi Borobudur
b. Candi Prambanan
c. Candi Mendut
d. Candi Roro jonggrang
e. Komplek candi Dieng
Dari contoh diatas pokok soal dapat terdiri dai pertanyaan.
Sedangkan pilihan jawaban (options) terdiri dari alternatif pilihan jawaban.
Salah satu dari alternatif pilihan itu adalah jawaban yang benar terhadap
pertanyaan.
3. Tes Menjodohkan ( Matching Test)
Matching test dapat kita ganti dengan
istilah mempertandingkan, mencocokkan, memasangkan atau menjodohkan. Matching
test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing
pertanyaan mempunyai jawabannya yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas
peserta tes adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai
atau cocok dengan pertanyaannya.[4]
Contoh : “Pasangkanlah pertanyaan yang ada pada lajur kiri
dengan pernyataan yang ada pada lajur kanan dengan cara menempatkan huruf yang
terdapat di muka pernyataan lajur kanan pada titik-titik ang disediakan pada
lajur kiri.”
1. Alat transportasi darat.... a. Kereta api
2. Alat transportasi laut .... b. Pesawat
3. Alat transportasi udara.... c. Kapal feri
Cara menjawabnya dapat ditulis lengkap dengan nama alat
transportasinya pada titik-titik yang disediakan, misalnya: 1. Alat
transportasi darat : kereta api
Adapun kelebihan dan kelemahan teks objektif
Kelebihan teks objektif
a. Tes objektif lebih banyak mengandung segi-segi yang positif,
misalnya lebih representatif mewakili isi dan luas bahan, lebih obyektif, dapat
dihindari campur tangannya unsur-unsur subyektif baik dari segi siswa maupun
segi guru yang memeriksa.
b. Tes objektif lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena
dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.[5]
Kelemahan-kelemahan Tes Objektif
a. Membutuhkan persiapan yang lebih sulit daripada tes esai karena
butir soal atau item tesnya banyak dan harus diteliti untuk menghindari
kelemahan-kelemahan yang lain.
b. Butir-butir soal cenderung hanya mengungkap ingatan dan
pengenalan kembali (recalling) saja, dan sukar untuk mengukur kemampuan
berpikir yang tinggi seperti sintesis maupun kreativitas.
c. Banyak kesempatan bagi siswa untuk spekulasi atau
untung-untungan (guessing) dalam menjawab soal tes.
d. Kerja sama antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih
terbuka.
4. Melengkapi ( complection test)
Completion test adalah dikenal dengan
istilah melengkapi atau menyempurnakan. Salah satu jenis objektif yang hampir
mirip sekali dengan tes objektif fill in. Letak perbedaannya ialah pada tes
objektif bentukfill in bahan yang dites itu merupakan satu kesatuan. Sedangkan
pada tes objektif bentuk completion tidak harus demikian. [6]
Contoh: Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang
benar dan tepat. Faktor prima dari bilangan 15 adalah ......…
Test completion memiliki kelebihan yakni:
a) Test ini amat mudah dalam penyusunannya.
b) Tes objektif ini lebih menghemat tempat (kertas).
c) Karena bahan yang disajikan dalam tes ini cukup banyak dan
beragam.
d) Test ini juga dapat digunakan untuk mengukur berbagai taraf
kompetensi dan tidak sekedar mengungkapkan taraf pengenalan atau hapalan saja.
Kekurangan tes completion yakni :
a) Pada umumnya tester cenderung menggunakan tes model ini untuk
mengungkapkan daya ingat atau aspek hapalan saja.
b) Dapat terjadi bahwa butir-butir item dari tes model ini kurang
relevan untuk disajikan.
c) Karena pembuatannya mudah, maka tester sering kurang hati-hati
dalam membuat soal-soal.
[1]
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2002). h. 163
[2]
Arief Aulia, dan Cut Eva, Evaluasi Pembelajaran (Jawa Timur: Uwais Inspirasi
Indonesia, 2019) hal 56
[3] Ngalim Purwanto,
Prinsi-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset, 1994). H. 38
[4]
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2002). H. 169
[5]
Eko Putro widoyoko, Evaluasi Progam Pembelajaran.(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2011) h. 78-79
[6]
Arief Aulia, dan Cut Eva, Evaluasi Pembelajaran (Jawa Timur: Uwais Inspirasi
Indonesia, 2019) hal 60
0 Komentar